Selasa, 01 April 2008

Segala sesuatu ada waktunya




Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada watu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

Pengkhotbah 3:1-4


Tepatnya Desember 2006, kami harus kehilangan Arauna Batubara, keponakanku yang cakep, pinter dan aktif.
Keluhannya cuma sakit perut, dibawa ke dokter, trus sampe di Rumah Sakit meninggal dunia.
Smua menangis, terpukul, karena seorang anak kecil mendahului kami, mendahului mamanya, papanya, opungnya, tantenya, dll.
Kami merelakan kepergiannya, dia pergi seperti orang tidur, tidak memperlihatkan wajah yg menahan sakit. Dia tersenyum kepada kami semua.
Akupun datang ke Jakarta untuk bertemu keluargaku yg ditinggal, aku gak sempat melihat saat-saat terakhir Arauna.

Semua kita sedang menunggu giliran.., kita gak tau kapan waktu kita selesai di bumi. Sebagai orang percaya, kita harus mempersiapkan diri, sehingga kapanpun kita dipanggil, kita sudah siap. Jangan terlalu banyak mengumpulkan harta di bumi, tapi kumpulkanlah harta di sorga. Karena kita gak membawa apapun nanti ke surga..., tapi kita membawa catatan-catatan hidup orang-orang yang kita bawa kepada Tuhan selama kita hidup di dunia.

Ku tak membawa apapun juga..
Saat ku datang ke dunia...
Ku tinggal semua...
Pada akhirnya....
Saat ku kembali ke surga

Inilah yang kupunya..
Hati sbagai hamba...
Yang mau taat dan setia
Pada-Mu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai slamanya

Selagi masih ada waktu dan kesempatan, mari kita mempersiapkan diri...
Memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.
Sehingga pada saat waktunya tiba, sehingga kapan saja kita menghadap kepada-Nya, kita siap sebab kita sudah melakukan bagian kita.

2 komentar:

bonarjuntak mengatakan...

Eh...aye baru tau nih jatoh dari montor.....jangan2 gara2 ngelirik pria2 PLN ato kali aja Nikson dah pindah ke perum PLN mmmmm...ato kesetrum PLN kali yah, soal na kata opungku dikampung diskitar perum PLN tegangan emang agak tinggi, tinggi kali bah....he he...makana rada ati2 mas. Malu atuh jatoh dari montor, ntar masuk PosMetro "Wanita Jelek jatuh dari Motor" kan lucu....!!

Jatoh naek montor.....kali aja lagi mikir kreditan...heheheh. Ah tulang NagaBonar mah bisa aja.
Tapi syukur boat kebaikan Tuhan, toh smuanya aman2 aja.

Smoga jadi pelayan yang bener2 melayani dengan hati, bukan dengan jantung, maksudna pelayan yang suka rada2 gitu....arti in aja sendere...hehehe...

capek deh....

Always GBU....

bonarjuntak mengatakan...

wih serem......foto orang mati dilarang ditampilin, ketahuan pak Harris pasti kena marah nih.

Ganti foto yang lainlah, foto kuburan kek, foto kuntilanak kek, atau fotonya Nikson ajah...!!